Laskar Pelangi, Fiktif Atau Nyata?
Sabtu, 08/11/2008 14:32 WIB

Jakarta Roxanna, perempuan yang mengaku sebagai istri penulis 'Laskar Pelangi' Andrea Hirata mengklaim
sebagai sosok Flo dalam buku tersebut. Roxana juga mengungkapkan tokoh Lintang di 'Laskar Pelangi,' di kehidupan nyata tidak
ada. Begitukah?
Roxanna, perempuan yang mengaku sebagai istri penulis 'Laskar Pelangi' Andrea Hirata mengklaim ia merupakan
sosok Flo dalam buku tersebut. Roxana juga mengungkapkan tokoh Lintang di Laskar Pelangi, di kehidupan nyata tidak ada.
Simak
perbincangan detikhot dengan Roxana atau akrab disapa Ana. Ia mengungkapkan sisi lain dari novel 'Laskar Pelangi' versinya.
Ana ditemui bersama pengacaranya di Red Tower The modern Golf Apartement, jalan Hartono raya, Tangerang, Jumat (8/11/2008).
Anda
ikut menulis 'Laskar Pelangi'? Ya, Andrea menulis Laskar Pelangi sama-sama dengan saya. Saya jadi pembuka inspirasinya.
Saya ikut bantu. Kroscek aja lah ke Belitung. Saya ikut nulis dan membantu memberikan inspirasi, memberikan ide.
Anda
kenal sejak SD dengan Andrea, Dengan kata lain anda tahu masa kecil dia. Apa benar sesuai dengan yang digambarkan di Laskar
Pelangi? Di Kick Andy dia bilang itu nyata. Kalau memang nggak nyata, Bu Muslimah itu nggak nyata dong. Dia takut
ada yang nuntut dia kalau cerita itu cerita orang lain. Sebenarnya itu kan cerita orang lain kan, bukan cerita dia. Tahu nggak
Flo itu, itu saya di situ. Seorang anak perempuan tomboy, anak pegawai Timah. Terus dia pindah dari sekolah PN ke Muhammadiyah.
Nah itu kan sama karakternya dengan saya.
(Ucapan Ana tersebut kemudian ditambahkan oleh pengacaranya Fachrurrozi)
Memang
pada saat itu pindah. Dan ada beberapa hal, (cerita yang menunjukkan Flo-red) hilang di gunung, itu nggak bener. Nggak ada
orang yang pindah dari SD PN ke Muhammadiyah yang orang tuanya kerja di kapal keruh selain MbaAna.
(Ana kemudian
melanjutkan lagi pengakuannya)
Dia (Andrea) juga bukan dari sekolah Muhammadiyah, sekolahnya pun tidak (jelek)
seperti itu, tapi bagus sekali. Dia memang sebentar sekolah di Muhammadiyah, tapi nggak sampai lulus, dia terlanjur pindah.
Pindah
ke mana? (Sebelum pertanyaan itu terjawab, pengacara Ana memotong. Dia menegaskan agar wawancara tidak terlalu
membahas soal 'Laskar Pelangi.' Sang pengacara tidak ingin kliennya melakukan pencemaran nama baik)
Anda
sudah nonton film 'Laskar Pelangi'? Saya nggak perlu nonton karena saya sudah tahu semua. Memang, ada kisah nyata,
tapi yang melakukan siapa-siapa bukan dia. Dia hanya menceritakan saja.
Maksudnya? (Ana kembali
tidak bisa menjawab pertanyaan karena pengacaranya kembali menekankan agar wawancara soal Laskar Pelangi tidak terlalu dibahas)
Soal
tokohnya, Lintang itu benar ada? Nggak ada nama Lintang. SD itu pun ngak jelek, tapi sangat bagus. Di sana juga
bukan hanya satu kelas saja. Ada kelas lain dan bangunannya pun sangat bagus. Nama teman-teman yang benar ada Iwan, Ahmad
Fajri, Yudi, Jali (menurut Ana, Jali sama dengan tokoh Harun-red), Rozali, dan masih banyak deh. Saya adik kelasnya.
Anda
lama di Belitong, pada saat itu tahu persis kehidupan di sana? Ya, di sana itu dulu kaya-kaya lho. Aku aja
enak hidupnya, semua ada. Nggak ada yang miskin. Barang-barangnya juga dari Belanda. Orang timah aja pada protes (Laskar Pelangi-red),
kok gini ceritanya
Anda membuka ini semua, bagaimana kalau Anda hanya dibilang ingin menjatuhkan popularitas
Andrea? Ya bodo amat, tau lah.
Bagaimana tanggapan sang penulis atas pengakuan Roxana? Simak pengakuan
Andrean Hirata kepada detikhot di berita selanjutnya.
(eny/ebi)
"Laskar Pelangi"
Penulis Novel : "Andrea Hirata"

Laskar Pelangi
Novel “Laskar pelangi” ,Ini kisah nyata tentang
sepuluh anak kampung di Pulau Belitong, Sumatera. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bangunannya nyaris rubuh dan kalau
malam jadi kandang ternak. Sekolah itu nyaris ditutup karena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal.
“Laskar Pelangi” Pada hari pendaftaran murid baru, kepala sekolah
dan ibu guru satu- satunya yang mengajar di SD itu tegang. Sebab sampai siang jumlah murid baru sembilan. Kepala sekolah
bahkan sudah menyiapkan naskah pidato penutupan SD tersebut. Namun pada saat kritis, seorang ibu mendaftarkan anaknya
yang mengalami keterbelakangan mental. ”Mohon agar anak saya bisa diterima. Sebab Sekolah Luar Biasa hanya ada di Bangka,”
mohon sang ibu. Semua gembira. Harun, nama anak itu, menyelamatkan SD tersebut. Sekolah pun tak jadi ditutup walau sepanjang
beroperasi muridnya cuma sebelas.
“Laskar Pelangi” Kisah luar biasa tentang anak-anak Pulau Belitong
itu diangkat dalam novel dengan judul ‘Laskar Pelangi’ oleh Andrea Hirata, salah satu dari sepuluh anak
itu. Di buku tersebut Andrea mengangkat cerita bagaimana semangat anak-anak kampung miskin itu belajar dalam segala keterbatasan.
Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kancing, atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis yang berlubang hingga
terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama.
Laskar Pelangi
Kisah yang tadinya bukan untuk diterbitkan itu ternyata mampu menginspirasi banyak orang. Seorang
ibu di Bandung, misalnya, mengirim surat ke Kick Andy. Isinya minta agar kisah tersebut diangkat di Kick Andy karena
anaknya yang membaca buku “Laskar Pelangi” kini bertobat dan keluar dari jerat narkoba.
”Setiap malam saya mendengar suara tangis dari kamar Niko anak saya. Setelah saya intip, dia sedang membaca sebuah
novel. Setelah itu, Niko berubah. Dia jadi semangat untuk ikut rehabilitasi. Kini Niko berhasil berhenti sebagai pecandu
narkoba setelah membaca buku “Laskar Pelangi” ungkap Windarti Kosasih, sang ibu.
Sementara Sisca yang hadir di Kick Andy mengaku setelah membaca novel itu, terdorong untuk
memperbaiki hubungannya dengan sang ayah yang selama ini rusak. Begitu juga Febi, salah satu pembaca, langsung terinspirasi
untuk membantu menyumbangkan buku untuk sekolah-sekolah miskin di beberapa tempat. ”Saya kagum karena anak-anak yang diceritakan
di buku itu penuh semangat walau fasilitas di sekolah itu jauh dari memadai,” ujar Febi yang juga datang ke Kick
Andy untuk bersaksi.
Andrea Hirata sendiri mengaku novel “Laskar Pelangi” awalnya
hanya merupakan catatan kenangannya terhadap masa kecilnya di Belitong. Dia selalu teringat sahabat-sahabatnya di masa
kecil, terutama Lintang. Sebab tokoh Lintang merupakan murid yang cerdas dan penuh semangat walau hidup dalam kemiskinan.
Setiap hari Lintang harus mengayuh sepeda tua yang saering putus rantainya ke sekolah. Pulang pergi sejauh 80 km. Bahkan harus
melewati sungai yang banyak buayanya.
Silahkan dI Download Novel “Laskar Pelangi” Lengkap

|